Senin, 15 Desember 2014

Satu

Berat badanku sekitar 74 kg. Dengan tinggi cuma 172 cm,  mestinya beratku turun sekitar 4 kilo lagi supaya ideal. Aku juga punya rambut yang kadang-kadang lurus, terkadang juga ikal, tergantung saat itu ngerapihinnya pake sisir atau tangan. Kulitku warnanya nggak gelap-gelap amat.  Tapi, cukup sampai di situ gambaran tentang diriku,  karena tulisan ini bukan tentang aku, bukan juga tentang dia.

Tulisan ini tentang kamu…

Kamu tuh unik banget, bisa membuatku jatuh cinta dan patah hati di saat yang sama. Saat di sisi kamu, walaupun kita tak saling berbicara seperti saat ini, aku merasa hati ini terisi oleh manisnya senyum dan indahnya tatapanmu. Suaramu, bagai  musik indah yang terus mengalun mengisi relung pendengaranku.


Di sisi lain, hanya beberapa saat setelah kau tak disampingku, hati ini hancur lebih parah dibanding sebelumnya. Luka yang tercipta pada dada ini seperti tersiram air laut. Namun, memang seperti itulah adanya. Hanya melihatmu, walau secara tidak langsung ataupun dari jauh, membuat hatiku tenang. Pesonamu tak pernah hilang.

Sebelum aku menulis tentang kamu, aku harus menulis tentang mereka terlebih dahulu. Karena merekalah yang menyebabkan luka, tetapi bisa kau sembuhkan secara ajaib.
-----
Bagi kebanyakan orang, SMA adalah masa yang paling rumit. Di masa itu banyak yang memulai kehidupan berorganisasi, kenakalan, hingga percintaannya. Tapi hal itu tak berlaku untukku. Mungkin masaku terlalu cepat karena menurutku semua hal ku mulai dari SMP. Pelajaran yang paling penting dari saat-saat tersebut adalah beradaptasi.

Dalam memilih SMP, orang tua kita umumnya mempertimbangkan masalah jarak tempuh dari rumah dan biaya pendidikan. Mungkin orang tuaku tidak mau mengulang kesalahan saat memilih SD untukku. Sebab, waktu itu sekolahku berada di tengah kota, sedangkan rumahku berada di pinggiran kota. Waktuku tersita pada perjalanan sehingga hampir tak ada waktu untuk bermain bersama tetangga. Di saat tetanggaku sudah pulang sekolah, Aku masih di perjalanan pulang.Ketika aku telah sampai, justru mereka yang istirahat.

Pada saat menjadi siswa SD, prestasiku lumayan keren lah. Hal ini lah yang membuatku agak kecewa ketika tidak masuk SMP impianku. Mulai dari mewakili sekola pada lomba sains tingkat kota, lomba matematika tingkat provinsi, sampai lomba sepakbola semuanya ku lakukan. Dan asiknya, semuanya sukses. Tapi semua tak berjalan dengan baik ketika akan memilih SMP.

Awalnya, aku ingin masuk ke SMP 6. Sekolah ini adalah jaminan mutu untuk keberhasilan. Alumni dari sekolah ini banyak yang menjadi tokoh nasional. Alasan lain yang membuat ku ingin masuk ke sekolah ini adalah kelas akselerasi. Saat itu aku yakin akan lolos seleksi kelas tersebut. Kemauan itu muncul setelah ada motivasi dari wali kelasku bahwa untuk sukses, aku harus fokus. Kelas itu mungkin akan membantuku untuk menjadi lebih baik, ujar beliau.

Rencana tinggallah rencana saat mamaku mendaftarkan ke SMP 8. Pada mulanya, aku sama sekali tak tahu reputasi sekolah ini. Yang aku tahu hanyalah sekolah ini dekat dari sekolah tempat mamaku mengajar. Yah, mungkin saja sekolah ini akan membantuku untuk lebih baik lagi.


Minggu, 12 Oktober 2014

Semua Ada Saatnya

Sabtu kemaren rumah gue ramee banget. Temen gue, Nuni, bikin acara syukuran untuk ngerayain resminya doi jadi PNS. Gue sih seneng banget, doi udah gue anggap saudara sendiri. Maklum, kita udah bareng dari jaman kelas X SMA. Selain itu, perjuangannya buat dapet kerja tuh bisa dibilang sebelas duabelas lah dengan gue. Dari awalnya mau masuk ke kedokteran sekarang jadinya pegawai kantor pajak.

Di acara kemaren, gue kirain kalau kita bakalan ngadain di luar, bukan di rumah gue, kan lumayan kalau gue di traktir nonton sekalian makan, mumpung banyak film bagus dan dompet gue udah setipis dressnya Jupe. Eh, ternyata Nuni udah bawain makanan ke rumah. Gagal lah usaha  gue untuk menerapkan ilmu ekonomi yang baru aja gue pelajari, yakni mendapatkan laba sebesar-besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya.

Nah, karena gue udah ngerasa kalau keluar rumah sebagai salah satu alasan gue untuk mandi pagi nggak terwujud, jadi gue lanjutin main game setelah bantuin untuk nyiapin acara. Sampai disini, perasaan gue masih enak aja. Sampai akhirnya gue sadar, kalau gue nggak bisa bawa mobil.

Lah? Hubungannya acara dengan bawa mobil apaan?






Ya jelas berasa banget lah. Dari 9 orang yang ada, cuma 3 orang aja yang nggak bawa mobil. Setelah itu, gue sadar, nantinya gue mesti kerja keras. Bukan untuk beli mobil, tapi untuk ngeimbangin diri gue buat teman-teman. Maksud gue, teman-teman udah berusaha untuk ngegapai mimpi mereka dengan usaha sendiri, jadi gue juga mesti berusaha untuk setidaknya sama dengan mereka.




Di acara ini juga ada kejutan, bukan buat Nuni, tapi buat gue. Nantilah gue certain lagi…


Kamis, 22 Mei 2014

Catatan Baru

Halo Vroh!

Buseeeet,lama banget semenjak postingan terakhir gue.Ya maap,namanya juga blogger abal-abal,seenak perutnya buat mosting cerita.Mumpung gue semangat banget,yaudah sekalian deh gue bakal ceritain kota yang baru gue tempatin ini,Balikpapan.

Sebenarnya sih udah agak lama ane disini,kira-kira dua minggu lah.Ceritanya gue sampe di kota ini tuh lumayan ruwet sih.Pelajar di kampus,khususnya jurusan gue,mesti pkl sebanyak 2 kali selama belajar di kampus.Tapi nggak enaknya,jurusan yang nentuin dimana gue dan teman-teman bakal ditempatin.

Dari selentingan kabar,gue denger bakal ditugasin di sampit.Yaudah,gue bilang sekalian deh,kapan lagi coba gue bisa keluar pulau ini dengan gratis dan agak bebas.Semenjak itu,gue mulai rajin buat nyari info kota itu.Sampe provider yang kencang buat internetan disana,gue udah siapin.

Tapi,pas pengumuman lokasi pkl,ternyata sampit nggak ada di daftar.Lah,gue kan jadi bingung,gue pkl nggak nih?Padahal uang kuliah udah lunas,LKS juga nggak ada.Kan kalau SMA dulu,nilep uang sekolah ame LKS yang bisa bikin kita nggak ikut ujian.Eh,tak disangka dan tak diduga,gue ditempatin di Balikpapan.

Yaudah,gue sih bersyukur.Tapi agak keder juga sih.Karena yang gue denger,Balikpapan kan daerah tambang,otomatis kehidupan di sana biayanya tinggi.Jadi gue bawa duit yang banyak-banyak hasil penjualan koran bekas sekomplek.Dengan hati tegar dan diiringi lagu Syukur,gue berangkat.



Daaaaan...

Voilah!Sampailah kita di Balikpapan!

Kesan pertama gue di kota ini tuh penduduknya ramah-ramah.Kalau dikampung gue karena tatap-tatapan aja bisa saling tikam,di sini tatap-tatapan bisa saling senyum,moga moga juga bisa saling mencintai.Heuheuheu..

#Teteup
#JombloUsahaTerus

Kesan lain gue adalah,kota ini bersih banget.Bayangin,jam 3 sore,yang nyapu jalan tetap ada.Tingkat kesadaran masyarakat disini buat nggak buang sampah sembarangan huga tinggi.Hampir nggak pernah gue liat warga sampahnya digeletakkan seenaknya.


Kalau bicara pindah kota,seharusnya juga ada gebetan baru.Tapi kayaknya harapan itu jauuuh banget deh.Seperti yang kalian tau,gue orangnya susah mendekat dengan cewek yang gue suka.Gue tipenya mengamati dari jauh,sambil berharap Tuhan ngebukain hati tu cewe buat gue.


Yang bikin gue tambah susah buat ngedeketin cewe,itu karena gue masih gagal move on sepenuhnya.Susah nyari cewe yang bisa berkomunikasi dengan baik bareng loe,tapi nggak perlu buat ngucapin sepatah katapun.Nggak percaya kalau itu ada?percayalah,karena gue udah pernah ngedapatinnya.Nanti deh gue cerita tentang cewe itu lagi...


Yowes,cerita gue sampe situ aja dulu,gue janji deh,mulai sekarang gue bakalan nulis secara konsisten,karena gue yakin,kisah hidup gue asik,gue cuma butuh ending yang tepat untuk menemani kalian semua


Kamis, 01 Mei 2014

Rejected Guy

Rejected Guy.

Kasihan betul orang ini.

Sekolah,

Lingkungan,

Bahkan sahabat menolaknya.

Rejected Guy,

melakukan sesuatu selalu dianggap salah,

punya kemauan di tertawai,

dianggap sebelai mata,

dijauhi.

Rejeted Guy.

Sungguh sial dirimu tak mendapatkan tempat yang tepat

Jumat, 18 April 2014

Postingan Lama Tapi Baru di Poskan

Gue bukan tipe orang yang fanatik banget tentang musik. Alat musik yang bisa gue mainkan itu cumin rekorder dengan pianika. Itupun karena buat ngisi nilai kesenian di SMP. Tapi, seperti orang yang lain, musik mengaruhin mood gue dalam ngehadepin sebuah hal. Contohnya nih, waktu gue habis putus, trus denger lagunya Plain White T’s yang Hey There Delilah, makin parah aja. Sebaliknya, kalau lagi semangat- semangatnya, lagu semacam Detroit Rock City-nya Kiss itu pas banget.

Masalah baru timbul kalau gue ngumpul bareng temen-temen gue. Kalau lagi naik mobil, hape gue pasti nggak dibiarin buat putar playlist gue. Jarang banget yang ngerti. Padahal,lagu-lagu yang gue dengerin tuh nggak hipster-hipster amat deh. Gue juga suka kok dengan musik-musik yang sering diputar di radio, kecuali Justin Bieber ama Nicki Minaj.

Mungkin ini dimulai karena gue sering nonton VH1 waktu SMP. Sebagai anak yang seperempat mateng,hasrat gue untuk gaul mulai muncul. Mulai dari jejaring sosial (sebenernya,waktu itu cuman ada friendster) sampe nyari musik yang paling happening waktu itu. Gue nonton VH1 bukannya karena gue kaya masang saluran TV kabel, tapi  cuman itu yang bisa di nonton gratisan….
                
Dimasa-masa suram itu, gue baru bisa ngerasain hati kesayat karena lagu bagus. Lagu yang waktu itu bikin gue sedih tuh lagunya Coldplay yang Fix You. Nggak tau kenapa, waktu itu gue sama sekali nggak ngerti dengan isi syairnya, tapi penghayatan dari Chris Martin buat gue ngerasa sedih banget. Ternyata, lagu itu buat istri sang vokalis saat dia sedih. Gue, dengan semangat yang membara layaknya bandung lautan asmara, semakin menggebu untuk nyariin lagu terbaru dan gue nemuin Speed of Sound dan Do You Want To dari Franz Ferdinand .Dari situ,gue keranjingan musik.

Sewaktu malam,untuk menemani mengerjakan PR, gue sering banget ngedengerin radio buat menambah perbendaharaan rasa musik gue. Di radio, gue mulai ngerti, kalau musik nggak hanya yang bagus doang. Bukannya mencela, tapi waktu itu jelas banget kelihatannya, kalau musisi yang emang ngeekspresiin jati dirinya melalui karya dibandingkan dengan musisi yang terkenal karena skandal maupun sensasi belaka.

Nah, semenjak lepas masa SMA, gue nggak semangat banget buat kepoin sebuah band atau penyanyi. Nggak banyak yang menarik hati dan mata gue, hampr semuanya berkarnya dengan hasil seadanya, songong minta ampun. Gue sih nggak tahu Taylor Swift di Negaranya kayak gimana, tapi waktu ngedengerin lagunya, gue langsung kecantol. Gue ngedengerin RED dan voilah! Gue ketagihan dengan suara dan personanya.

Emang sih, banyak banget band ataupun penyanyi yang ngangkat tema cinta di karya mereka, namun permainan kata dari doi buat gue sering senyum senyum sendiri.Yang paling gue demen tuuh di VC yang RED dan We Are Never Ever Get Back Together.

Tapi, di album itu,ada lagu yang  nggak pas banget dengan citra doi sekarang ini, yakni I Know You Were Trouble. Menurut gue,video clipnya mirip banget dengan We Found Love nya Rihanna dan The One That Got Away dari Katy Perry. Citra Taylor sebagai American Sweetheart itu jadi sedikit keganggu. Di video klip itu, doi ceritanya jadi sedikit lebih liar dari biasanya. Rambutnya di kasi highlight biru gitu. Sejujurnya, gue sedikit kecewa sih dengan klipnya, soalnya gue nggak mau liat doi jadi berubah semacam Miley Cyrus gitu. Cantik-cantik jadi stress karena gagal nikah.


But,in the end,I would like to say Thank You,for saving me from Nicki Minaj,Swift…