Berat badanku sekitar 74 kg. Dengan
tinggi cuma 172 cm, mestinya beratku turun sekitar 4 kilo lagi supaya ideal. Aku
juga punya rambut yang kadang-kadang lurus, terkadang juga ikal, tergantung
saat itu ngerapihinnya pake sisir atau tangan. Kulitku warnanya nggak
gelap-gelap amat. Tapi, cukup sampai di situ gambaran tentang diriku, karena
tulisan ini bukan tentang aku, bukan juga tentang dia.
Tulisan ini tentang kamu…
Kamu tuh unik banget, bisa membuatku
jatuh cinta dan patah hati di saat yang sama. Saat di sisi kamu, walaupun kita
tak saling berbicara seperti saat ini, aku merasa hati ini terisi oleh manisnya
senyum dan indahnya tatapanmu. Suaramu, bagai musik indah yang terus
mengalun mengisi relung pendengaranku.
Di sisi lain, hanya beberapa saat
setelah kau tak disampingku, hati ini hancur lebih parah dibanding
sebelumnya. Luka yang tercipta pada dada ini seperti tersiram air
laut. Namun, memang seperti itulah adanya. Hanya melihatmu, walau secara tidak
langsung ataupun dari jauh, membuat hatiku tenang. Pesonamu tak pernah hilang.
Sebelum aku menulis tentang kamu, aku
harus menulis tentang mereka terlebih dahulu. Karena merekalah yang menyebabkan
luka, tetapi bisa kau sembuhkan secara ajaib.
-----
Bagi kebanyakan orang, SMA adalah masa yang paling rumit. Di masa
itu banyak yang memulai kehidupan berorganisasi, kenakalan, hingga
percintaannya. Tapi hal itu tak berlaku untukku. Mungkin masaku terlalu cepat
karena menurutku semua hal ku mulai dari SMP. Pelajaran yang paling penting dari
saat-saat tersebut adalah beradaptasi.
Dalam memilih SMP, orang tua kita umumnya mempertimbangkan masalah
jarak tempuh dari rumah dan biaya pendidikan. Mungkin orang tuaku tidak mau
mengulang kesalahan saat memilih SD untukku. Sebab, waktu itu sekolahku berada di
tengah kota, sedangkan rumahku berada di pinggiran kota. Waktuku tersita pada
perjalanan sehingga hampir tak ada waktu untuk bermain bersama tetangga. Di saat
tetanggaku sudah pulang sekolah, Aku masih di perjalanan pulang.Ketika aku telah
sampai, justru mereka yang istirahat.
Pada saat menjadi siswa SD, prestasiku lumayan keren lah. Hal ini
lah yang membuatku agak kecewa ketika tidak masuk SMP impianku. Mulai dari
mewakili sekola pada lomba sains tingkat kota, lomba matematika tingkat
provinsi, sampai lomba sepakbola semuanya ku lakukan. Dan asiknya, semuanya
sukses. Tapi semua tak berjalan dengan baik ketika akan memilih SMP.
Awalnya, aku ingin masuk ke SMP 6. Sekolah ini adalah jaminan mutu
untuk keberhasilan. Alumni dari sekolah ini banyak yang menjadi tokoh
nasional. Alasan lain yang membuat ku ingin masuk ke sekolah ini adalah kelas
akselerasi. Saat itu aku yakin akan lolos seleksi kelas tersebut. Kemauan itu
muncul setelah ada motivasi dari wali kelasku bahwa untuk sukses, aku harus
fokus. Kelas itu mungkin akan membantuku untuk menjadi lebih baik, ujar beliau.
Rencana tinggallah rencana saat mamaku mendaftarkan ke SMP 8. Pada
mulanya, aku sama sekali tak tahu reputasi sekolah ini. Yang aku tahu hanyalah
sekolah ini dekat dari sekolah tempat mamaku mengajar. Yah, mungkin saja sekolah
ini akan membantuku untuk lebih baik lagi.